Pamor sengon sempat turun, sekarang naik lagi

Sengon sempat ngetren pada tahun 1994. Namun setelah itu, pamor pohon ini menurun. Sebab, orang ramai-ramai beralih ke jati kebon alias jabon. Namun saat ini, permintaan sengon kembali naik yang terutama berasal dari daerah di luar Pulau Jawa.

Sengon menjadi salah satu pohon investasi, selain aneka jenis jati. Sengon yang dalam bahasa Latin bernama Albazia falcataria masuk ke dalam kelompok pohon petai-petaian. Jenis pohon ini mampu tumbuh subur di daratan rendah maupun tinggi. Tren sengon mulai naik pada 1994. Setelah sempat tenggelam, permintaan sengon kembali naik.

Naiknya permintaan pohon dan bibit sengon dirasakan oleh Dai'yah, pembudidaya sengon di Depok, Jawa Barat. Ia mengaku menerima permintaan 30 hingga 40 kilo biji sengon tiap bulan dari berbagai daerah.

Dai'yah menjual tiap kilogram bibit sengon seharga Rp 60.000. Rata-rata pembeli bibit sengon adalah orang di luar Pulau Jawa, seperti Aceh, Makassar, Palu, dan Nusa Tenggara Barat.

"Beberapa bulan ini pembeli dari Aceh minta dikirim 30 hingga 90 kilo biji sengon," katanya. Namun, Dai'yah mengaku dalam dua bulan ini permintaan bibit sengon dari Aceh agak menurun. "Mungkin karena sudah banyak permintaan sebelumnya," tuturnya.

Bersama 10 petani setempat, Dai'yah menjual bibit sengon putih atau sengon laut dan sengon merah atawa sengon buto. Dari dua bibit yang dijual tersebut, permintaan sengon merah yang paling banyak karena pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan sengon putih.

Selain Dai'yah, peningkatan permintaan pohon sengon juga dirasakan oleh Dwi Wahyu, pemilik usaha Sengon Salomon di daerah Ngawi, Jawa Timur.

Menurut dia, permintaan yang tinggi lantaran sengon adalah jenis pohon yang memiliki perawatan yang mudah. "Tidak sulit perawatannya," imbuhnya. Walau begitu, untuk membudidayakan pohon sengon, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti pemilihan bibit.

Bibit pohon sengon didapatkan melalui persemaian benih pohon sengon. Dai'yah menjelaskan, guna mendapat bibit yang baik petani perlu membersihkan biji sengon merah dengan cara direndam dalam air panas selama 24 jam. "Tunggu sampai biji membengkak. Kalau sudah bengkak kemudian ditiriskan," bebernya. Setelah itu, biji sengon ditaruh di karung goni basah.

Setelah tiga hari, biji akan mengeluarkan kecambah. Setelah itu, baru bisa ditanam di media polybag ukuran 10 x 15 cm. Perawatan biji di dalam polybag dikerjakan dua bulan.

Di dalam polybag kecambah cukup disiram dua kali sehari dan diletakkan jauh dari terik matahari. “Lebih dari dua bulan bibit ditanam di tanah. Sudah bisa terkena matahari," katanya.

Bibit sengon akan tumbuh subur di tanah dengan tingkat keasaman (pH) 6 hingga 7. Dalam pertumbuhannya, bibit perlu diberi pupuk organik tiap dua minggu sekali. "Dosisnya sebanyak dua sendok makan," ungkap Dwi.

Setelah bibit berusia enam bulan, barulah pohon sengon siap dipindahkan ke kebun. Meski tak rentan penyakit dan hama, pembudidaya perlu memperhatikan musuh uatama dari pohon sengon yakni ulat bulu. Ulat bulu akan masuk ke batang pohon dan membuat kayu bolong. "Nantinya akan membuat nilai kayu turun ketika dijual," kata Dwi.

Sumber : Kontan


JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh Roedy pada 08.37. dan Dikategorikan pada , , , . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas

0 komentar untuk Pamor sengon sempat turun, sekarang naik lagi

Tinggalkan Komentar

PENGUNJUNG ONLINE


Bagi temen-temen yang ingin berpartisipasi dalam mengisi blog ini caranya gampang, tinggal kirim Biodata Anda ke lintas@ymail.com.

Bagi temen - temen yang menginginkan wilayahnya mempunyai blog tersendiri, kami akan membuatkan blog sesuai nama daerah temen tinggal, asal temen - temen bersedia untuk mengisi blog yang temen minta.

Setiap Kontribusi akan sangat bermanfaat bagi kemajuan daerah kita, termasuk generasi saat ini dan yang akan datang.

Bila tulisan yang di kirim mengambil dari sumber lain, Jangan lupa sebutkan sumber tulisan secara lengkap berikut link asal tulisan tersebut.

Tulisan tidak berbau sara, hasutan, mengadu domba, maupun ponografi. Seluruh isi tulisan menjadi tanggung jawab sepenuhnya pengirim. blog ini hanya sebagai sarana untuk menyebarkan isi tulisan.

2010 Lintas Ngawi. All Rights Reserved. - Designed by Lintas Ngawi