Wisata Hargo Dumilah Ngawi
Gallery, News, Ngawi, Ngrambe, Pariwisata, Setono, Utama 08.07

Kolam pemandian Hargo Dumilah bukan sekedar tempat mandi saja akan tetapi memberikan pesona yang memanjakan bagi para pengunjungnya, dengan ticket masuk Rp 5000 sampai sepuasnya dilengkapi 12 tempat lesehan berupa rumah panggung kecil atau biasa di sebut dengan saung yang berbahan baku dari bambu menambah nilai artistik khas alam. Di harapkan pengunjungnya bukan saja menikmati kolam pemandiannya saja, tetapi bisa sebagai tempat transit untuk beristirahat sambil menikmati wisata kuliner. Lidah para pengunjung akan dimanjakan dengan masakan ikan bakar dan bakso. Khusus untuk masakan ikan bakar tersedia berbagai menu ikanya mulai dari gurami bakar satu porsi Rp 20.000, ikan patin bakar Rp 17.000, dan ikan lele bakar hanya Rp 7.000. Kemudian untuk pengunjung sendiri bisa menikmati kolam pemandian ini antara pukul 08.00 WIB sampai 21.00 WIB.
Pemilik dari kolam renang Hargo Dumilah, Hariyanto, biasa disapa Hari, yang lahir 41 tahun lalu di Dusun Gebung, Desa Katikan, Kecamatan Kedunggalar, yang sebelumnya namanya meroket menjadi bahan pembicaraan banyak orang lewat bisnisnya Anthurium menjelaskan kolam yang dibangun sejak 1 Juli 2010 merupakan satu-satunya kolam pemandian yang memakai sirkulasi air secara langsung dari sumber mata air dikaki Gunung Lawu tanpa daur ulang.Selain itu pemandian Hargo Dumilah memiliki nilai tersendiri secara kultur filosofi. Hari memberikan nama Hargo Dumilah dimana nama tersebut merupakan nama terakhir dari tiga puncak tertinggi yang ada di Gunung Lawu yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Ketingian dari puncak Hargo Dumilah sendiri berada 3265 meter dpl. Hargo Dumilah memiliki makna Hargo yang berarti Gunung dan Dumilah bisa di maknai suatu pelita atau penerangan. Dengan demikian menurut Hari, kolam pemandian Hargo Dumilah sangat diharapkan bisa memberikan kepuasan yang maksimal bagi para pengunjungnya, selain itu nama Hargo Dumilah sesuai dengan tujuan maupun cita-cita dari sang pemiliknya. Di mana Hariyanto selalu memiliki komitmen untuk meraih sesuatu harapan setinggi puncak Hargo Dumilah.
Maka untuk meraih cita-cita setinggi itu Hariyanto menjelaskan secara gamblang dengan gaya bahasa sederhana namun penuh makna, bahwa ” gegayuhan kang agung lan suci rumpil margine” yang artinya sesuatu kesuksesan hidup akan dicapai dengan penuh rintangan dalam perjalanan yang berat, harus penuh rasa percaya diri. Apabila sudah didasari dengan optimis dan tidak kenal lelah maka akan tercapai apa semua tujuanya atau mukti kawusanane. Nama Hargo Dumilah sendiri didapat dari Hariyanto ketika dirinya mendaki puncak tersebut antara 21 sampai 22 September 2009 bersama putri pertamanya Maharratri Rany Pusphi Rumanti. Disinilah betapa beratnya untuk mencapai
puncak Hargo Dumilah, dimana sepanjang jalan yang dilalui Hariyanto bersama putrinya penuh medan yang terjal, jurang dan tikungan yang curam harus dilewatinya, dengan bekal penuh rasa percaya diri rintangan seberat apapun terlewati dan akhirnya puncak Hargo Dumilah berhasil diinjaknya. Kegigihan untuk merubah nasib inilah membuat Hariyanto dari sembilan bersaudara untuk bangkit dari kemiskinan yang menerpa keluarga besarnya
Seperti yang di ungkapkan oleh Hariyanto, kolam pemandian Hargo Dumilah yang berada di atas tanah 3500 meter persegi merupakan hasil dari imajinasinya sendiri secara arsitekturnya tanpa melibatkan orang lain.Kemudian harapan kedepanya kolam renang Hargo Dumilah menjadi multi fungsi sebagai tujuan wisata, mulai wisata alam, wisata kuliner, wisata pemandian dan wisata ilmiah. Hasil dari usaha yang dirintis Hariyanto ini bisa menyumbangkan pajak kepada Daerah Kabupaten Ngawi sebesar 10 persen dari total jumlah pengunjung dengan akumulasi per tiketnya Rp 5000. Selain itu membuka lowongan pekerjaan dengan memperkejakan sekitar 15 orang dan apabila sudah berjalan semuanya fasilitas kolam kemungkinan bisa menyerap tenaga kerja sekitar 40 an orang. Berarti demikian Hariyanto ikut andil dalam mengurangi angka pengangguran yang ada di Kabupeten Ngawi selama ini.
Dengan dimulai dari sketsa bentuk kolam khususnya kolam renang anak yang berbentuk jantung hati yang melambangkan cinta, di sini kata cinta di ilhami dari jenis bunga Anthurium yaitu gelombang cinta. Nah, lembaran daun Anthurium lah yang membebaskan Hariyanto sekeluarga dari kemelaratan.
Nama Hariyanto langsung Go Publik ketika bunga Anthurium berada pada level tertinggi nilai jualnya. Berkat keuletan Hariyanto yang tidak kenal lelah berhasil menyulap lembaran daun Anthurium menjadi bak bongkahan emas yang nilainya milyaran rupiah meskipun dengan derasnya cemoohan dan sindiran dimana dirinya oleh tetangganya sudah dianggap tidak waras karena tiap malam selalu menyanding berbagai jenis bunga Anthurium yang dimilikinya dan bukanya berkumpul dengan keluarga dirumah.
Dengan mengawali sukses dari berbisnis bunga Anthurium, nama Hariyanto tersohor sampai tingkatan nasional. Usaha bunga Anthurimum milik Hariyanto dinamai Maharani Garden, setiap kali ada pameran tingkat nasional nama Maharani Garden sudah tidak asing bagi para pengunjungnya bahkan menurut Hariyanto, Maharani Garden selalu menempati stand yang paling mahal. Dan lebih hebatnya lagi setiap ada acara Talk Show, dirinya selalu menjadi bagian dari pembicara. Berbekal sukses dari berbisnis Anthurium, Hariyanto hidup serba berkecukupan bersama istrinya Mariyani dan kedua putrinya yaitu Maharratri Rany Pusphi Rumanty dan Salwa Jelita Salsabila Maharani.
Sumber : lintasberita.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :